Senator Hasby Yusuf: Kematian Guru di Loloda Utara Alarm Keras, Negara Tidak Boleh Absen

Sebarkan:

Foto Istimewa

JAKARTA – Anggota DPD RI asal Maluku Utara, Senator Hasby Yusuf, menyesalkan tragedi meninggalnya seorang guru asal Desa Ngajam, Kecamatan Loloda Utara, Halmahera Utara, yang wafat di tengah proses rujukan menuju RSUD Tobelo akibat buruknya infrastruktur jalan dan tidak adanya jembatan di wilayah tersebut.

Guru berinisial MP (68) menghembuskan napas terakhir pada Rabu (10/12/2025). Ambulans yang membawanya terjebak berjam-jam di jalan sirtu rusak, terhalang banjir di empat sungai tanpa jembatan, hingga tak mampu menaklukkan tanjakan Gunung Ngidu. MP meninggal sebelum mendapatkan penanganan medis lanjutan di RSUD Tobelo.

Atas kejadian itu, Senator Hasby Yusuf menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban sekaligus menegaskan bahwa tragedi tersebut merupakan bukti nyata kegagalan pemerintah daerah dalam memenuhi hak dasar warga atas akses kesehatan.

“Ini tragedi yang seharusnya tidak terjadi jika negara hadir dengan benar. Warga meninggal bukan karena tidak ingin berobat, tetapi karena infrastruktur yang buruk memutus hak hidup mereka. Ini alarm keras bagi Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara,” tegas Hasby.

Menurut laporan keluarga, rujukan yang seharusnya memakan waktu 3–4 jam berubah menjadi perjalanan 7 jam penuh rintangan dan baru melewati dua desa. Peristiwa serupa juga bukan yang pertama terjadi. Sejumlah warga Loloda Utara sebelumnya dilaporkan meninggal di tengah proses rujukan akibat akses jalan yang tidak layak.

Hasby menilai persoalan infrastruktur di Loloda Utara merupakan masalah menahun yang tak kunjung diselesaikan, meski proyek pembangunan Jalan Trans Loloda–Galela pernah masuk dalam program multiyears Pemprov Maluku Utara pada 2017–2019. Jalan tersebut hanya sampai pada tahap pengerasan sirtu dan kembali rusak parah karena tidak diaspal.

“Puluhan ribu warga Loloda Utara menggantungkan hidup pada satu jalur ini. Jika jalan dan jembatan rusak, itu berarti negara membiarkan warga berjalan sendiri menghadapi maut. Pemerintah tidak boleh menutup mata. Harus ada penanganan cepat, terukur, dan tuntas,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pembangunan jembatan dan peningkatan kualitas jalan harus menjadi prioritas darurat, bukan sekadar agenda rutin. Senator Hasby juga menyoroti minimnya fasilitas Puskesmas Dorume, mulai dari ketersediaan obat hingga layanan medis dasar, sehingga banyak pasien harus dirujuk dalam kondisi kritis.

“Jika akses jalan buruk dan fasilitas kesehatan minim, maka masyarakat kehilangan dua lapis perlindungan sekaligus. Ini tidak boleh dibiarkan. Saya akan membawa persoalan ini ke sidang DPD RI dan meminta Kementerian PUPR serta Kementerian Kesehatan turun tangan,” jelas Hasby.

Di tengah tragedi itu, ia memberikan apresiasi kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Dorume yang tetap mengantar pasien meski menghadapi medan berat.

“Para perawat dan tenaga medis telah bekerja dengan keberanian dan tanggung jawab luar biasa. Negara harus mendukung mereka, bukan membiarkan mereka berjuang seorang diri,” tambahnya.

Senator Hasby menutup pernyataannya dengan menyerukan agar pemerintah daerah dan provinsi segera mengambil langkah konkret.

“Negara harus hadir di Loloda Utara. Warga tidak boleh terus menjadi korban dari pembiaran infrastruktur. Tragedi ini harus menjadi yang terakhir,” pungkasnya.**

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini