HALMAHERA BARAT — Harapan warga pesisir Desa Toniku, Kabupaten Halmahera Barat, untuk terbebas dari ancaman abrasi kini mulai terwujud. Pembangunan infrastruktur pemecah ombak (breakwater) sepanjang 300 meter oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara resmi dimulai, menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah pusat dan masyarakat lokal dalam menjaga wilayah pesisir dari kerusakan lingkungan.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Provinsi Maluku Utara, Muhammad Yunus, menjelaskan, proyek ini tidak hanya difokuskan pada perlindungan fisik kawasan pantai, tetapi juga sebagai upaya memperkuat ketahanan sosial ekonomi masyarakat nelayan.
“Breakwater di Desa Toniku diharapkan mampu menahan energi gelombang besar, mengurangi abrasi, dan memberikan perlindungan bagi pemukiman, fasilitas umum, serta perahu nelayan,” ujar Yunus, Kamis (24/10).
Dimulai dari Aspirasi Warga
Menariknya, inisiatif pembangunan ini bermula dari usulan masyarakat Desa Toniku melalui Pemerintah Desa yang disampaikan kepada Kementerian Sekretariat Negara pada tahun 2023. Aspirasi tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui BWS Maluku Utara hingga akhirnya memasuki tahap konstruksi pada September 2025.
Kepala Desa Toniku, M. Asgar Hi. Muin, menyebut proyek ini sebagai hasil kerja sama antara masyarakat dan pemerintah yang patut diapresiasi.
“Alhamdulillah, berkat usaha dan doa warga, pembangunan pemecah ombak ini akhirnya terealisasi. Kami berharap fasilitas ini benar-benar menjadi pelindung bagi desa kami dan simbol kemajuan Toniku,” katanya.
Dampak Ekonomi: Lapangan Kerja Baru
Selain memberi perlindungan lingkungan, proyek ini juga berdampak langsung terhadap ekonomi warga. Pembangunan breakwater melibatkan tenaga kerja lokal, membuka peluang kerja baru bagi masyarakat sekitar, serta menggerakkan aktivitas ekonomi desa.
Ke depan, pemerintah berharap keberadaan infrastruktur ini dapat menjadi model pengelolaan pesisir berkelanjutan di Maluku Utara, sekaligus wujud nyata kehadiran negara dalam melindungi masyarakat pesisir dari ancaman perubahan iklim dan abrasi.
“Dengan dukungan penuh masyarakat, breakwater Toniku akan menjadi benteng baru pesisir Halmahera Barat — bukan hanya secara fisik, tapi juga secara sosial dan ekonomi,” tutup Yunus.**
